Teknik Budidaya Hidroponik: Sejarah, Pengertian, Kelebihan dan Metode Penerapan

Teknik Budidaya Hidroponik - merupakan dasar pengetahuan untuk kalian lebih mengenal jauh tentang hidroponik. Sebenarnya hampir dari kita semua sudah mengenal apa itu hidroponik dan bagaimana bentuk dari hidroponik itu sendiri. Hanya saja, terlepas dari itu, banyak hal yang belum kita ketahui dari teknik pembenihan budidaya hidroponik tersebut. Oleh karena itulah, dikesempatan kali ini akan dibahas sedikit lebih mendalam mengenai teknik tersebut terutama mengenai dasar-dasar yang membawa kita pada pemahaman yang utuh tentang hidroponik. Pada penjelasan tentang hidroponik ini, cakupan yang dijelaskan adalah berupa Sejarah, Pengertian, Kelebihan, dan Metode Penerapan.
teknik budidaya hidroponik, sejarah hidroponik, pengertian hidroponik, kelebihan hidroponik, dan metode penerapan hidroponik

Sejarah Pembenihan Ala Hidroponik
Seperti kita ketahui, hidroponik bukanlah teknik baru. Dahulu, sebelum peradaban maju seperti sekarang ini, Suku Aztec yang tinggal di daerah berawa (Danau Tenochtitlan), sekarang ini masuk wilayah Meksiko, saat itu sudah mengembangkan teknik bertanam dengan memanfaatkan media air. Gambaran sejarah dari teknik ala hidroponik juga terlihat pada masyarakat nomaden yang hidup sekitar 1325 - 1428 M, dimana mereka bertahan hidup di daerah minim daratan, dengan bantuan rakit mengapung guna bercocok tanam. Keunikan masyarakat tersebut adalah memanfaatkan rakit yang dibuat dari jalinan akar dan batang pohon. Keterbatasan lahan itu membuat masyarakat harus mengeruk tanah dasar danau untuk menjadikannya media tumbuh tanam yang dihamparkan pada chinampas (sebutan untuk rakit bercocok tanam). 
Tanah yang diambil dari dasar danau tadi kaya akan bahan organik yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman sayuran, buah-buahan. Akar yang tumbuh menembus dasar rakit dan tentu akan memperoleh air di bawah dan nutrisi tambahan yang berasal dari danau.

Cikal Bakal Penelitian tentang Hidroponik
Jauh sebelum mengenal istilah Hidroponik, peneliti dan orang terdahulu masih menyebut teknik tersebut dengan sebutan Teknik Menanam Tanpa Tanah. Cikal bakal penelitian ilmiah teknik itu dimulai dari ide Francis Bacon (dalam buku Sylva Sylvarum, 1627). Ahli sains Inggris pada saat itu memunculkan ungkapan tentang bagaimana menanam dengan menggunakan media Air. Kemudian, sekitar 1699, seorang kebangsaan Inggris bernama John Woodward mewujudkan teknik tersebut dengan menampilkan percobaan berupa menanam spearmint Mentha spicata pada media berupa air.
Di saat bersamaan, penelitian lain dilakukan dalam bidang pertanian untuk mendukung penelitian dasar tentang nutrisi hidroponik. Pada tahun 1804, Nicholas De Saussure menyebutkan bahwa tanaman mengandung komponen kimia dan mineral yang berasal dari air, tanah, dan udara. Hasil penelitian tersebut menjadi dasar percobaan yang dilakukan Jean Baptiste Boussingault, seorang ahli Kimia Perancis dengan eksperimennya berupa media tanam inert (media tanam padat), umumnya tidak mengandung bahan organik. Jean B.B memberikan larutan air berisi kombinasi tanah dan kimia tertentu pada tanaman yang ditanam pada media non-tanah (menggunakan pasir murni, kuarsa, dan arang). Hasilnya adalah tanaman terbukti membutuhkan hidrogen yang berasal dari air. Jean juga menambahkan bahwa tanaman mengandung hidrogen, karbon, oksigen, nitrogen, dan komponen mineral lainnya. Terobosan ini membawa pada langkah awal identifikasi mengenai unsur-unsur mineral dan proporsi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.
Penelitian-penelitian selanjutnya pun terus dilakukan hingga penemuan elemen penting dalam tanaman ditambah hasil penelitian sebelumnya, dan penelitian yang muncul pada permulaan abad ke-19 (hasil penelitian Sachs dan Knop) menghasilkan daftar elemen penting hingga saat ini diperhitungkan sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal inilah yang menjadi cikal bakal bahwa tanpa media tanahpun tanaman tertentu dapat ditumbuhkan selama nutrisi yang dibutuhkan tanam tersebut dapat dipenuhi.

Pengertian atau Definisi Hidroponik
Pada perkembangannya, ditahun 1929, Seorang Ilmuan bernama William Frederick Gericke dari University of California, Berkeley, memperkenalkan bahwa teknik menanam menggunakan larutan dapat diaplikasikan guna menghasilkan tanaman pertanian. Hal tersebut tidak terlepas dari keberhasilannya dalam membudidayakan tomat di halaman rumahnya yang menggunakan larutan nutrisi. Istilah yang pertama kali dilontarkan pertama kali untuk teknik menanam tersebut saat itu adalah Aquaculture. Akan tetapi, pada penggunaannya, istilah tersebut terkadang rancu sebab sangat identik dengan teknik budidaya tanaman air dan budidaya organisme air, maka atas anjuran WA Setchell berasal dari University of California, Gericke menggunakan istilah baru untuk menggantikan istilah awal tersebut, yaitu berupa Hidroponik. Istilah Hidroponik ini baru mulai merebak muncul pada tahun 1937, dimana istilah hidroponik sendiri berasal dari kata Yunani Kuno, yaitu Hidro berarti Air, dan Ponos yang berarti Pekerja. Maknanya adalah air yang bekerja. Walaupun "hanya" air yang bekerja, tanaman dapat tumbuh segar dan normal dengan nutrisi yang tepat.

Kelebihan Teknik Pembenihan Bubidaya Hidroponik
Dalam perjalanan pengembangan hidroponik ini, nyatanya tidak semua pihak sejalan dengan Gericke. Terdapat pihak lain yang mengklaim bahwa hasil penanaman hidroponik tidak lebih baik dibandingkan dengan menggunakan tanah berkualitas baik. Padahal jika diketahui lebih banyak lagi, hidroponik ini memiliki kelebihan antara lain akar yang menjadi leluasa mengambil oksigen karena tidak jenuh air. Air yang ada pada hidroponik ini akan terus berputar tanpa tertahan sedikitpun, sehingga nutrisi yang ada akan terus mengalir dan baru. Berbeda halnya dengan tanaman yang ditumbuhkan pada media atas tanah, air yang terlalu banyak maupun sedikit akan mempengaruhi kualitas tumbuh tanaman. Air yang terlalu banyak, dapat menghambat akses akar untuk mendapatkan oksigen. Sedangkan, jika air terlalu sedikit, akan membuat tanaman kesulitan dan mengangkut nutrisi yang ada.

Metode Penerapan Teknik Pembenihan Budidaya Hidroponik
Berikut ini adalah beberapa langkah atau step by step penerapan teknik hidroponik.
1. Tahap Pembenihan
Media pembibitan perlu dibedakan dengan media tempat pembesaran. Hal tersebut diperlukan sebab pembibibtan memerlukan kelembapan tinggi hingga 90% dibandingkan dengan proses pembesaran yang hanya sebesar 70-80%. Hal lain juga, dalam proses pembibitan ini tidak memerlukan banyak tempat. Sudut ruangan dengan kondisi lembap pun dapat digunakan sebagai lokasi meletakkan baki pembibitan. Hal itu hanya sebagai pilihan saja, tentu untuk skala besar misalnya di pengusaha pembibitan dan orang yang hobi bercocok tanam memiliki tempat khusus dalam menjalankan proses pembibitan.
Beberapa langkah penting dalam proses pembibitan ini yaitu mempersiapkan terlebih dahulu beberapa hal yang diperlukan seperti menyiapkan benih, media tanam, air bersih, dan wadah nutrisi. Karena tergolong mudah untuk tumbuh, benih dapat tumbuh dengan cepat tanpa nutrisi asalkan kondisi lingkungannya yang cukup lembap. Sebenarnya tanpa nutrisi khususpun benih dapat tumbuh, namun jika ingin menggunakan nutrisi, maka cukup berikan setengah atau sepertiga dosis untuk tanaman dewasa. Inipun diberikan pada saat tanam hari ke-4 setelah benih ditanam, dimana hari-hari sebelumnya cukup diberikan air bersih.

2. Tahap Penanaman
Saat penanaman, bila kita menggunakan media berupa rockwool, sebaiknya kita menandai rockwool tersebut dengan menggunakan pulpen sebagai pembatas benih. Disini, ukuran yang dapat dipilih adalah 2 x 2 cm. Hal tersebut dapat memudahkan kita ketika pemotongan rockwool saat bibit tumbuh dan akan dipindahtanam kan. Setelah ditandai, buat lubangan tanam dengan cara menugal menggunakan pensil atau pelubang masal. Rockwool yang ada dapat dipotong saat benih tumbuh ataupu sebelum memasukkan benih. Dipilih yang mana praktisnya saja.
Dalam proses berikut ini, selipkan benih satu persatu, jika terlalu kecil, gunakan bantuan berupa pinset atau sebatang kayu runcing secara hati-hati. Disini, posisi benih jangan terlalu dalam, cukup agar terlindung sedikit agar benih tidak terlepas. Langkah berikut nya adalah membasahi rockwool dengan merendamnya di air.
Jika khawatir dengan benih yang tidak memperoleh kelembapan, dapat meletakkan baki di tempat agak gelap dan menutupnya. Benih yang bagus akan tumbuh 2-4 hari. Kemudian, tumbuh 2-4 helai daun sejati. hal tersebut menandakan bibit dapat dipindah tanam pada meja remaja atau langsung ke meja produksi.

3. Pindah Tanam
Untuk proses pindah tanam ini dilakukan pada saat bibit sudah cukup kuat sehingga saat dipindahkan ke meja produksi tidak mengalami kerusakan. Bibit yang biasanya sudah bisa dipindahkan ini memiliki ciri berupa terdapat 3-4 lembar daun sejati, umumnya umur bibit sekitar 7-14 hari tergantung jenis tanaman yang ada. Pemindahan dapat dilakukan dengan cara menempatkan bibit yang ada ke dalam netpot ata rangka tanam. Netpot yang digunakan dapat juga diganti dengan gelas mineral yang dimodifikasi. 
Saat pemindahan, tentunya bibit masih belum memiliki akar yang panjang untuk mencapai nutrisi pada aliran air hidroponik. Biasanya, dapat diatasi dengan ditambahkan sumbu berupa kain yang dapat merambatkan lembap.  Solusi lainnya adalah dapat dengan mengatur diameter talang sehingga akar yang ada dapat mencakup air yang membawa nutrisi. Saat Melewati masa remaja, dimana akar sudah mencapai ukuran yang panjang, bibit tersebut dapat dipindahkan ke meja produksi yang diameter talangnya lebih besar sehingga akar lebih leluasa untuk tumbuh. 
Tanaman dapat dipanen saat ukuran sudah matang, hal itu tergantung dari jenis tanaman yang dibudidayakan.

Penutup
Di atas beberapa penjelasan mengenai teknik budidaya hidroponik yang mencakup Sejarah, Pengertian, Kelebihan dan Metode Penerapan. Semoga sedikit menambah wawasan kita semua mengenai hidroponik. Terima kasih karena telah berkunjung di artikel kali ini.

Sumber Rujukan
Tulisan ini merujuk pada buku berjudul "Teknik Pembenihan Budidaya Hidroponik" yang ditulis oleh Redaksi Trubus. Kalian dapat mengakses buku ini secara gratis melalui aplikasi iPusnas di playstore.

Belum ada Komentar untuk "Teknik Budidaya Hidroponik: Sejarah, Pengertian, Kelebihan dan Metode Penerapan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel