Rujukan Biologi tentang Titrasi Asam Amino

Titrasi Asam Amino - Penentuan Konsentrasi Zat Terlarut Melalui Analisis Volumetrik

Asam amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus amino (-NH3) dan gugus karboksil (-COOH). Ketika asam amino sederhana dilarutkan dalam air, akan membentuk ion dipolar yang dikenal dengan zwitterion. zwitterion dapat bersifat asam maupun basa. Asam amino dalam larutan umumnya dalam bentuk isoelektrik. pH pada titik muatan elektrik sama dengan nol, dikenal dengan titik isoelektrik (pl). Asam amino akan bermuatan negatif saat pH di atas pl dan bermuatan positif saat pH di bawah pl. Titrasi asam amino dapat dilakukan untuk menentukan pl dari asam amino tersebut.

titrasi asam amino

Titrasi merupakan metode laboratorium yang umum digunakan untuk analisis kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi dari suatu larutan tertentu (analyte). Prinsip metode ini adalah reaksi kimia antara analyte dengan larutan standar (titrant). Titrasi juga dikenal dengan analisis volumetrik karena pengukuran volume memegang peranan penting dalam metode ini.

Volume titrant yang diperlukan untuk mencapai titik ekuivalen dari analyte umumnya ditentukan secara tepat dengan penambahan titrat menggunakan buret. Titik ekuivalen merupakan titik akhir dari titrasi yang dapat ditentukan dengan menggunakan indikator (tabel 1 di bawah) atau dapat juga dengan menggunakan pengukuran pH meter.

Tabel 1. Indikator Asam Basa

Indikator

Range pH untuk Perubahan Warna

Perubahan Warna Teramati

Methyl orange

3,1 – 4,4

Merah menjadi kuning

Bromothymol blue

6,0 – 7,6

Kuning menjadi biru

Phenolphtalein

8,0 – 9,0

Tidak berwarna menjadi pink

Litmus

4,5 – 8,3

Merah menjadi biru

Bromcresol green

3,8 – 5,4

Kuning menjadi biru

Thymol blue

8,0 – 9,6

Kuning menjadi biru

Sumber: (Permana, 2018)

Pada titik ekuivalen kuantitas reaktan pada titrant yang ditambahkan akan stoichiometrically equivalent dengan kuantitas dari reaktan pada analyte (mol dari titrant sama dengan mol dari analyte).

Indikator pH

Indikator pH merupakan molekul organik kompleks (umumnya basa lemah atau asam lemah) yang saat dicampurkan dalam larutan akan berikatan dengan ion H+ atau OH-. Umumnya indikator pH memiliki komponen struktural yang dikenal dengan chromorphic group yang akan berubah saat pH dalam sistem berubah, sebagaimana terdapat pada tabel 1 yang menggambarkan beberapa perubahan pada indikator pH (Asam basa).

Sebelum melakukan atau memulai titrasi, indikator pH yang sesuai harus ditentukan. Secara kasar, penentuan pH pada titik ekuivalen seperti yang diperkirakan dapat diketahui sebagaimana di bawah ini:

  1. Reaksi asam kuat dengan basa kuat akan membentuk larutan netral (pH = 7)
  2. Reaksi asam kuat dengan basa lemah akan menghasilkan larutan asam di bawah pH 7
  3. Reaksi asam lemah dengan basa kuat akan menghasilkan larutan basa di atas pH 7
  4. Adapun jika yang bereaksi adalah asam lemah dan basa lemah, maka sifat larutan akan ditentukan oleh kekuatan asam basa larutan tersebut, jika kekuatan sama maka akan menghasilkan larutan netral.
Pada titrasi asam lemah atau basa lemah ini memiliki ketahanan terhadap perubahan pH pada penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat yang dikenal dengan buffering. Buffer terdiri atas asam dan basa konjugasi atau sebaliknya dengan kualitas buffer tersebut ditentukan dari kapasitas mempertahankan pH dan menahan pH yang stabil.

Alat dan Bahan untuk Titrasi Asam Amino

  1. Biuret untuk titrasi (1 set)
  2. Erlenmeyer 250 mL atau 100 mL
  3. Tissue
  4. Gelas ukur 100 mL (1 buah)
  5. Gelas kimia 500 mL (2 buah)
  6. 1 corong
  7. NaOH 0.2 M
  8. Triptofan (C11H12N2O2) X M (25 mL)
  9. Asam glutamat (C5H9NO4 X M (25 mL)
  10. Larutan phenolphtalein
  11. Deion untuk membersihkan peralatan titrasi

Prosedur kerja untuk Titrasi

  1. Bilas peralatan yang diperlukan untuk titrasi dengan menggunakan deion, kemudian bersihkan dengan tissue hingga kering
  2. Masukkan 25 mL larutan asam asetat ke dalam erlenmeyer 250 mL/100 mL, ukur pH nya kemudian tambahkan dua tetes phenolptalin
  3. Rakit alat titrasi sebagaimana mestinya
  4. Masukkan NaOH ke dalam buret dengan bantuan corong
  5. Larutan daam Erlenmeyer kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH, lakukan penambahan secara perlahan
  6. Jika warna dalam erlenmeyer sudah berubah (untuk pertama kalinya), lakukan pengukuran pH kembali
  7. Catat volume NaOH yang diperlukan untuk mengubah warna larutan dalam erlenmeyer, pH awal, dan pH akhir pada tabel hasil pengamatan (jika ada).
  8. Lakukan langkah yang sama dengan a-e untuk titrasi triptofan dan asam glutamat (titrasi asam amino)
  9. Adapun untuk pengukuran pH asam amino dilakukan setiap penambahan 1 mL NaOH sampai 25 mL (jangan lupa selalu bersihkan probe pH meter sebelum dan setelah pengukuran, jangan biarkan probe dalam keadaan kering)
  10. Catat penambahan volume NaOH (mL) saat titrasi dan nilai pH dari larutan asam amino setiap penambahan 1 mL NaOH
  11. Buatlah plot grafi titrasi (pH vs vol NaOH)

Sumber Rujukan

Permana, Agus Dana., dkk. 2018. Biologi: Konsep dan Skill Laboratorium, Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB.

Belum ada Komentar untuk "Rujukan Biologi tentang Titrasi Asam Amino"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel