Rujukan Belajar IPA tentang Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Rujukan Belajar IPA tentang Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Hallo sahabat gen. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatu. Gimana kabar harian kalian? Semoga selalu menyenangkan ya, tetap semangat dan selalu jaga Kesehatan. Pada kesempatan kali ini, kita akan melanjutkan pembelajaran kita pada Bab 1 tentang materi Objek IPA dan Pengamatannya dan kita sampai pada unit 2 yaitu membahas mengenai Besaran Pokok dan Besaran Turunan.

besaran pokok, besaran turunan, ipa kelas 7 bab 1

Sahabat gen, berikut ini adalah kompetensi dasar 3.1 pada Bab 1 ini, yaitu kalian mampu untuk Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri sendiri, makhluk hidup lain, dan benda-benda di sekitar serta pentingnya penggunaan satuan standar (baku) dalam pengukuran.

Baik sahabat gen, sebelum kita memulai pelajaran ini, jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu, semoga pembelajaran kali ini dilancarkan dan kita dimudahkan untuk menguasai materi yang akan dibahas.

Berikut ini juga merupakan video pembelajaran materi penyelidikan IPA dan Pengukuran yang dapat sahabat gen tonton jika tidak ingin terlalu lama untuk membaca pembahasan materi yang gen sukses buat.

BESARAN POKOK

Baik, kita masuk pada pembahasan mengenai besaran pokok ya gen. Pada pertemuan sebelumnya, kamu telah menyimpulkan bahwa dalam kegiatan pengukuran perlu menggunakan satuan baku, yaitu satuan yang disepakati bersama. Besaran yang satuannya didefinisikan disebut besaran pokok. Besaran pokok didefinisikan berdasarkan standar tertentu. Para ilmuan menyederhanakan besaran-besaran pokok sesuai dengan lingkungan fisik makhluk hidup. Besaran pokok dibagi menjadi tujuh jenis yang menggunakan satuan SI yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

tabel besaran pokok
Pengukuran besaran pokok menggunakan alat ukur yang sesuai. Pengukuran besaran pokok dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat ukur yang masing-masing memiliki perbedaan tingkat ketelitiannya. Berikut akan dibahas masing-masing alat-alat ukur yang digunakan untuk tiap besaran pokok (kecuali jumlah zat karena jumlah zat tidak diukur secara langsung tetapi melalui pengukuran massa). 

BESARAN PANJANG

Besaran Pokok yang Pertama, yaitu Panjang. Pengukuran panjang bisa menjadi pengukuran yang paling sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Dalam IPA, panjang dinyatakan sebagai jarak antara dua titik. Panjang menggunakan satuan dasar (SI) meter dengan symbol huruf (m). 
Alat yang paling sering ditemui untuk mengukur panjang suatu benda adalah mistar atau meteran untuk jarak yang lebih panjang. Namun untuk mengukur panjang benda yang kecil atau tipis, diperlukan alat ukur yang tingkat ketelitiannya lebih tinggi misalnya jangka sorong dan mikrometer sekrup. 
Dalam melakukan pengukuran, perhatikan posisi nol alat ukur. Untuk pengukuran panjang, ujung awal benda berimpit dengan angka nol pada alat ukur. Selain itu, posisi mata harus tegak lurus dengan skala yang ditunjuk. Hal ini untuk menghindari kesalahan hasil pembacaan pengukuran.

BESARAN MASSA

Besaran Pokok yang kedua, yaitu Massa. Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam suatu benda disebut massa benda. Dalam SI, massa diukur dalam satuan kilogram dengan symbol huruf (kg).
Mengukur massa sering disamakan dengan mengukur berat. Apakah benar demikian? Kebanyakan orang menanyakan mengenai berat badan padahal yang ditanyakan adalah massa badan orang tersebut. Satuan massa dinyatakan dengan kg sedangkan berat dinyatakan dengan newton. Berat badan yang biasa dinyatakan dengan 50 kg, 60 kg, dll adalah merupakan hasil dari pengukuran massa.
Massa suatu benda dapat diukur dengan neraca lengan, sedangkan berat diukur dengan neraca pegas. Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik. Sekarang banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih praktis, yaitu neraca digital. Pada neraca digital, hasil pengukuran massa langsung dapat diketahui, karena muncul dalam bentuk angka dan satuannya.

BESARAN WAKTU

Besaran Pokok yang ketiga, yaitu Waktu. Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Satuan SI untuk waktu adalah detik atau sekon, yang disimbolkan dengan huruf (s).
Waktu adalah besaran yang juga menjadi bagian yang tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Jam dinding dan jam tangan merupakan alat ukur waktu yang paling sering kita temui. Untuk mengukur waktu dengan ketelitian tinggi diperlukan alat ukur yang baik misalnya stopwatch. 
Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih besar, misalnya menit, jam, hari, bulan, tahun, dan abad. Contohnya dengan perbandingan berikut: 1 hari = 24 jam 1 jam = 60 menit 1 menit = 60 sekon. Adapun Untuk kejadian-kejadian yang cepat sekali, dapat digunakan satuan milisekon (ms) dan mikrosekon (µs)

BESARAN KUAT ARUS

Besaran Pokok yang keempat, yaitu Kuat Arus. Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yg mengalir pada suatu penghantar dalam rentang waktu tertentu. Satuan kuat arus listrik adalah ampere.
Arus listrik dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut amperemeter. Alat ini ada beberapa jenis, ada yang analog dan ada juga yang digital. Amperemeter analog terdiri dari beberapa bagian yaitu terminal positif, terminal negatif, skala, dan batas ukur. Amperemeter harus dipasang secara seri dalam rangkaian untuk mengukur arus listrik yang mengalir dalam rangkaian tersebut.

BESARAN SUHU

Besaran Pokok yang kelima, yaitu Suhu. Besaran suhu digunakan untuk mengukur panas dinginnya suatu benda. Sistem Satuan Internasional telah menetapkan Kelvin (K) sebagai Satuan untuk besaran Suhu. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.
Penggunaan termometer sangatlah mudah. kamu mungkin pernah mengukur suhu badan anak kecil atau melihat perawat mengukur suhu badan seseorang ketika di rumah sakit. Di bagian ujung thermometer terdapat sensor yang sangat sensitif terhadap suhu. Untuk mengukur suhu, kamu cukup meletakan/menyentuhkan ujung termometer tersebut pada benda yang akan diukur suhunya lalu membaca skala atau hasil pengukuran suhu tersebut.

BESARAN INTENSITAS CAHAYA

Besaran Pokok yang keenam, yaitu intensitas cahaya. Besaran Intensitas Cahaya digunakan untuk mengukur terang atau tidaknya cahaya yang jatuh pada suatu benda. Candela (cd) adalah satuan yang digunakan untuk menentukan Intensitas Cahaya. Alat yang digunakan untuk mengukur Intensitas cahaya adalah Lux Meter (Light Meter).

BESARAN TURUNAN

Baik, kita masuk pada pembahasan kedua, yaitu besaran turunan gen. Besaran-besaran yang diturunkan dari besaran pokok disebut besaran turunan. Besaran-besaran yang dapat diukur selain 7 (tujuh) besaran pokok pada pembahasan sebelumnya, termasuk besaran turunan. Disebut besaran turunan karena besaran-besaran tersebut dapat diturunkan dari besaran-besaran pokoknya. 
Misalnya, luas ruang kelasmu. Jika ruang kelasmu berbentuk persegi, maka luasnya merupakan hasil perkalian panjang dengan lebar. Perhatikan, bahwa panjang dan lebar merupakan besaran pokok panjang. Dalam SI, panjang diukur dengan satuan meter (m). Luas dalam SI memiliki satuan meter x meter, atau meter persegi (m2). Beberapa contoh besaran turunan serta satuannya (SI) disajikan pada Tabel.
tabel besaran turunan
kita akan mengenal beberapa besaran turunan yang pengukurannya sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari misalnya luas, volume, konsentrasi larutan, laju pertumbuhan, dan lain sebagainya. Berikut contoh pengukuran besaran turunan. 

BESARAN LUAS

Besaran turunan pertama yang umum adalah luas. Luas merupakan salah satu besaran turunan yang diturunkan dari besaran panjang. Satuan dari luas adalah m2. Cara menghitung luas permukaan suatu benda ditentukan oleh model bidang tersebut. Menghitung luas yang paling sederhana adalah menghitung luas persegi atau persegi panjang. Luas persegi diperoleh dengan mengalikan dua sisi dan untuk persegi panjang luas diperoleh dengan mengalikan panjang dan lebarnya. 
Untuk bidang yang tidak beraturan misalnya untuk menghitung luas dari daun, kita bisa melakukan estimasi memperhatikan model daun apakah mendekati model jajaran genjang atau layang-layang. Luas daun tersebut bisa dihitung dengan menggunakan rumus luas bidang tersebut. Ada cara lain juga yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan kertas grafik. Luas bisa ditentukan dengan menghitung banyaknya kotak yang disapu oleh daun kemudian mengalikan dengan luas tiap satu kotak kecil.

BESARAN VOLUME

Besaran turunan kedua yang umum adalah volume. Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek.
Volume pada umumnya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus luas alas dikali dengan tinggi. Misalnya untuk mencari volume balok, kamu dapat mengukur tinggi, panjang, dan lebar dari balok tersebut kemudian mengalikan 3 hasil pengukuran tersebut. Atau kamu dapat mencari volume silinder dengan menghitung luas alas yang berbentuk lingkaran kemudian mengalikan dengan tinggi silinder tersebut. Menghitung volume zat cair dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur. Pada gelas ukur terdapat skala yang menunjukan besar volume zat cair yang diukur. Gelas ukur juga dapat digunakan untuk mengukur benda yang tidak beraturan misalnya batu. Volume batu dapat ditentukan dengan memasukkan batu ke dalam gelas ukur yang berisi air. Pertambahan volume saat batu dimasukkan ke dalamnya adalah volume dari batu tersebut.

BESARAN KONSENTRASI LARUTAN

Besaran turunan ketiga yang umum adalah konsentrasi larutan.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Secara sederhana, konsentrasi larutan dapat memberikan gambaran atau sebuah informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya.
Contoh kasus umumnya adalah ketika kamu membuat larutan gula dengan memasukkan gula ke dalam air, kemudian kamu cicipi. Jika kurang manis, kamu dapat menambahkan gula lagi. Makin banyak gula yang ditambahkan, makin manis rasa larutan itu. besaran konsentrasi larutan dapat digunakan untuk menggambarkan banyaknya gula dan air di dalam larutan tersebut. 
Ada banyak cara untuk merumuskan konsentrasi larutan. Pada contoh larutan tersebut, konsentrasi dapat dirumuskan sebagai massa gula (zat terlarut) dibagi volume air (zat pelarut).

BESARAN LAJU PERTUMBUHAN

Besaran turunan keempat yang umum adalah laju pertumbuhan. Besaran panjang dan waktu dapat digunakan untuk menentukan pertumbuhan tanaman. Misalkan, kamu menanam jagung. Pada pengukuran awal, diperoleh tinggi tanaman 20 cm. Dalam waktu 10 hari, tingginya menjadi 60 cm. Kamu dapat menentukan laju pertumbuhan jagung tersebut dengan perhitungan sebagai berikut: laju pertumbuhan sama dengan pertumbuhan tinggi dibagi selang waktu, sehingga 60 cm dikurang 20 cm kemudian dibagi 10 hari maka didapat laju pertumbuhan jagung tersebut sebesar 4 cm/hari.

PENUTUP

Demikian tadi sahabat gen mengenai pembelajaran kita pada BAB I UNIT 2, untuk memperkuat pengetahuanmu, kamu dapat mengulangi materi ini di waktu lain. Akhir kata terima kasih dan wassalamualaikum warahmatullah wabarakatu.
referensi: Widodo, Wahono. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam. Kemendikbud.

Belum ada Komentar untuk "Rujukan Belajar IPA tentang Besaran Pokok dan Besaran Turunan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel