Rujukan Biologi Mengenai Perbedaan Hibernasi dan Estivasi pada Hewan

"Penulis: Andika (Gen Sukses Media, 2020)"
Pendahuluan
Jika kita berbicara dan membahas lebih mendalam tentang berbagai keunikan yang terjadi pada hewan, maka kita akan menemukan bahwa beberapa jenis hewan mampu untuk bertahan hidup ketika kondisi lingkungan yang dihadapinya dalam keadaan ekstrim (mengalami fluktuasi). Hal itu terjadi sebab hewan akan selalu berusaha untuk mempertahankan kondisi optimal pada dirinya untuk tetap menjalankan proses dalam hidupnya. Semua jenis hewan yang ada di bumi ini menjalankan sebuah metabolisme dalam tubuhnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi baik itu suhu internal tubuhnya ataupun suhu eksternal (lingkungan). 
Setiap jenis hewan ini memiliki kisaran atau rentan suhu optimum yang berbeda-beda untuk mereka mampu beradaptasi. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi atau perubahan suhu, maka hewan memiliki mekanisme tertentu untuk mengatasi hal tersebut, dimana banyak hewan yang mampu untuk mempertahankan suhu internal tubuhnya untuk tetap optimum meskipun suhu eksternal (lingkungannya) sedang mengalami perubahan. Mekanisme inilah yang kita kenal sebagai Termoregulasi yaitu upaya untuk mempertahankan temperatur atau suhu tubuh agar tetap dalam kisaran yang normal.
rujukan biologi mengenai perbedaan hibernasi dan estivasi pada hewan

Mekanisme Termoregulasi: Torpor
Lawan utama dari proses kehidupan suatu hewan salah satunya adalah perubahan lingkungan berupa perubahan suhu. Sewaktu-waktu suhu dalam suatu lingkungan akan mengalami perubahan baik itu secara berkala ataupun secara ekstrim, dan ini tentu akan mempengaruhi bagaimana kelangsungan kehidupan suatu jenis hewan. Suhu lingkungan sangat mempengaruhi keadaan suhu tubuh hewan. Suhu tubuh yang tinggi dapat menyebabkan kematian pada hewan tersebut, begitu juga jika suhu tubuh yang terlalu rendah akan sangat berbahaya bagi hewan tersebut. 
Untuk mengatasi hal tersebut, pada saat kondisi lingkungan sedang tidak menguntungkan, beberapa jenis hewan mampu untuk melaksanakan mekanisme berupa menurunkan laju metabolisme mereka. Mekanisme ini dikenal sebagai Torpor.
Mekanisme Torpor merupakan mekanisme fisiologis alternatif yang dilakukan oleh suatu hewan dalam bentuk penurunan laju metabolisme, perlambatan pada sistem denyut jantung dan sistem pernafasan. Termostat pada tubuh hewan tersebut diturunkan sebagai bentuk upaya untuk menghemat energi pada saat perubahan suhu ekstrim dan ketersediaan makanan berkurang.
Dalam hal ini, jika berkaitan dengan perubahan suhu, maka terdapat dua kondisi yaitu suhu panas dan suhu dingin. Untuk itu secara umum, mekanisme torpor ini dibedakan menjadi dua, yaitu: 
  1. Mekanisme hibernasi 
  2. Mekanisme estivasi.
Mekanisme Hibernasi
Mekanisme Hibernasi berhubungan dengan kondisi lingkungan yang berada pada musim dingin. Hibernasi merupakan mekanisme torpor dalam jangka waktu panjang dengan mekanisme menurunkan laju metabolisme selama periode musim dingin sebagai bentuk adaptasi. Hewan tertentu akan menurunkan laju metabolismenya hingga tingkat rendah untuk tetap dapat bertahan hidup tanpa makanan selama lebih kurang 6 bulan. Untuk mendukung kondisi ini pula, hewan memilih untuk mencari tempat seperti gua yang memiliki suhu lebih hangat dibandingkan kondisi tempat terbuka.
Contoh hewan yang menjalankan mekanisme hibernasi ini adalah beruang. Kalau kalian pernah menonton film kartun Masha and The Bear maka kalian akan menemukan scene dimana beruang berusaha untuk melakukan mekanisme hibernasi di sepanjang harinya pada saat musim dingin.

Mekanisme Estivasi
Jika hibernasi berhubungan dengan musim dingin, maka untuk Mekanisme Estivasi ini berhubungan dengan kondisi lingkungan yang berada pada musim panas. Estivasi atau mekanisme torpor musim panas ini juga ditandai dengan penurunan laju metabolisme oleh hewan tertentu. Keadaan ini juga membawa hewan tersebut dalam keadaan inaktif (tidak melakukan aktivitas yang memerlukan banyak energi) sehingga mampu untuk bertahan hidup dalam cuaca panas yang meninggi dan dalam kelangkaan persediaan air. Beberapa hewan melakukan mekanisme ini juga dengan bersembunyi di tempat-tempat terlindung seperti gua, lubang-lubang tanah, ataupun tempat teduh lainnya. 
Contoh hewan yang menjalankan mekanisme estivasi ini adalah siput dari genus Helix. Siput ini melakukan tidur di sepanjang musim panas pada tempat yang teduh, kemudia siput ini mensekresikan epipghragm (semacam lendir yang melindungi tubuh dari panas dan penguapan berlebih).

Kondisi Hewan Sebelum Hibernasi dan Estivasi
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa hewan yang akan mengalami hibernasi dan estivasi tentu memiliki persiapan dan semerta-merta langsung pada tahap hibernasi dan estivasi tersebut. Tanpa cadangan makanan atau energi yang cukup, hewan akan mati ketika menjalankan mekanisme tersebut. Oleh karena itu, beberapa hewan yang kita ketahui mengalami hibernasi dan estivasi akan menunjukkan kondisi dimana mereka rakus dan banyak mengkonsumsi makanan sebelum datang musim untuk mereka menjalankan mekanisme tersebut. Makanan yang banyak akan menjadi cadangan sumber energi bagi hewan tersebut pada saat hibernasi dan estivasi sepanjang musim yang berjalan.

Sumber Rujukan atau Referensi
Berikut ini adalah rujukan biologi mengenai perbedaan hibernasi dan estivasi pada hewan:
  1. Hernawati. Peranan Jaringan Adiposa Coklat (Brown Adipose Tissue) pada Hewan yang Mengalami Hibernasi. Bandung: FMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia. 
  2. Siswanto. 2016. Diktat Fisiologi Veteriner: Thermoregulasi. Denpasar: Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

Belum ada Komentar untuk "Rujukan Biologi Mengenai Perbedaan Hibernasi dan Estivasi pada Hewan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel